Senin, 23 Maret 2009

Tak Juga Jera

Huruf huruf kembali berguguran.
Seperti kematian yang tak dikehendaki.

i A
i A
i A
i

Andai saja dia kembali,
ku ingin dia terlahir sebagai sajak. atau,
gelombang cinta yang tumbuh dihalaman rumahku.

Lalu gerimis bermuara disetiap helai kelopak matanya.
Membentuk lagi kata kata yang pernah luruh.
Melahirkan kembali puisi yang lebih tajam dari bibirnya.
Sebuah grafiti tentang 139 hari yang telah berlalu

O, mencincang rindu seperti tak kan habis.
Hujan yang tak kunjung reda memahat luka lewat gemericik.
entah sudah liang keberapa ditikamnya.
Tapi aku tak juga jera.

Indragiri, 23032009.

Selasa, 17 Maret 2009

Memoar Tasia Ratu

Lagi lagi kita saling membaca diri.
Saling memperdebatkan rindu dalam bahasa yang rancu.
Bercak hitam itu.
Tahi lalat-mu.

2009.

Memoar 27 Desember 2008

Luka itu mulai menggumpal.
Sebuah grafiti dari goresan coretan rasa.
“Kau masih teka teki, tak ku tahu sedalam itu luka-mu,”
Katamu dan tertusuk lagi liang luka.
“Ah, itu bukan apa apa,” kata-ku sambil
mengulum bulat bulat deritaku.
Sepanjang jalan di Tarvel itu.
Kau menangis, aku meringis.
Kita saling menggenggam rindu.
Saling tertikam pilu.

Rengat, 17032009.

Memoar Kedatanganmu

:Butut

Di tepi sungai, bersamamu dan secangkir kopi.
Gelasnya mulai pahit kurasa.
Tapi kedatangan-mu senja itu.
Duduk berdampingan di Indragiri.
Memandang bulan merah yang malu malu di kejauhan.
Telah hanyutkan segala luka.

Rengat, 17032009.

Senin, 16 Maret 2009

Asin Air Mata

Asin air mata-nya masih terasa.
dalam rindu-nya masih kubaca.
di jendela mana lagi akan kujumpa.

Rengat, 16032009.

Travel

Semuanya kuserahkan pada perjalanan.
Segala pertemuan, perpisahan.
Tapi di travel itu, dari kacanya yang buram
masih kulihat tajamnya mata-hatimu.

Rengat, 15032009.

Minggu, 01 Maret 2009

Sebuah Monolog

semua ini milik-mu tuhan
semua rindu semua ngilu, juga bahagia dan luka
ah, katanya aku ini juga milik-mu
dia juga!

malu rasanya ketika tahu bahwa aku ini bukanlah apa apa
tidak memiliki siapa siapa
semua yang ada pada-ku kan cuma titipan dari-mu
dia juga!

ya ya ya, semua ini milik-mu tuhan
aku milik-mu dia milik-mu
kini aku sendiri, dia pun sendiri
jauh di pasir, dekat dipelupuk mata rindu-nya mengalir

tapi tuhan, kau sudah janji untuk selalu bersama-ku
bersama-nya juga
tapi kalau boleh aku meminta pada-mu tuhan
kita kumpul saja sama sama
ada aku, Kau, juga diri-nya

Rengat, 01032009.