Rabu, 17 September 2008

Sentimentalia Rindu

kali ini malam menyuguhkah dikepalaku rock'n roll
atau keroncong diramu sedikit koplo dan campur sari
tak kalah ketinggalan, juga sebuah blues yang nakal
ikut menggelitik nada nada di otak-ku
ah, mungkinkah sentimentalia rindu lagi menggoda
atau dirimu jua yang ingin kujumpa!

Rengat, September 2008.

Kamis, 11 September 2008

My Hello, Muncak!

adalah Nuh yang berlayar
dalam bahtera kata
lalu membuka kebun anggur
lalu membakar seekor kelinci untuk kesunyian ini
sebab di padang rumput ini segala yang hidup
akan berubah warna
meski laut adalah keberadaan ini

adalah kata yang membuat segalanya ada
sebatang pohon dan segelas kopi diujung jalan
serta langkahmu yang tertinggal di mulut gang
dalam kemabokan dan kebiruan
meninggalkan irisan daging dan tulang

sebab di lautan ini segala yang hidup
tenggelam dan mengambang di antara mata kail
di antara mata ikan. tiang layar yang gemetar
sebuah pulau kelu di lidahmu
begitu hijau ditumbuhi kehampaan
yang sesak wangi parfum perempuan
yang menggumpal bersama asap rokokku
dan tubuh perempuanku yang tertidur lelap
bersama bulan yang tumbuh di perutnya

seperti Nuh engkau berlayar
lalu membuka ladang kegelisahan
lalu membakar puisi untuk kesunyian ini!


2008.
(ditulis oleh seorang kawan)

Doa Peziarah

"Tuhan, berikan pada si-mati kemudahan kubur
tempatkan ia ditempat yang layak disis-Mu. Amin"

udara senja mulai tercium menjalari orang orang yang khusuk
mendung menyelimuti pemakaman umum pasir kemilu sore itu
sebuah kerinduan yang mampu lagi disembuyikan
menjelma airmata dipipi peziarah

"O..Tuhan pencipta sekalian alam
pada-Mu kami akan kembali
karena-Mu pula kami sampai pada Ramadhan ini"

(aku masih saja duduk disatu sudut pemakaman itu
menyaksikan orang orang datang dan pergi menuju kematian)

Rengat, Ramadhan 1429 H