Senin, 23 Maret 2009

Tak Juga Jera

Huruf huruf kembali berguguran.
Seperti kematian yang tak dikehendaki.

i A
i A
i A
i

Andai saja dia kembali,
ku ingin dia terlahir sebagai sajak. atau,
gelombang cinta yang tumbuh dihalaman rumahku.

Lalu gerimis bermuara disetiap helai kelopak matanya.
Membentuk lagi kata kata yang pernah luruh.
Melahirkan kembali puisi yang lebih tajam dari bibirnya.
Sebuah grafiti tentang 139 hari yang telah berlalu

O, mencincang rindu seperti tak kan habis.
Hujan yang tak kunjung reda memahat luka lewat gemericik.
entah sudah liang keberapa ditikamnya.
Tapi aku tak juga jera.

Indragiri, 23032009.

Tidak ada komentar: