Minggu, 20 Januari 2008

Reformasi Bisu

darah pejuang banjiri jalanan ibukota yang kusam
semanggi trisakti
jadi saksi pertempuran nurani
hari-hari yang melelahkan
tak mampu padamkan bara
dalam jiwa para pemuda
bagai singa jantan terbangun dari tidurnya yang panjang
mengaum taklukkan rimba yang terlarang

reformasi kain kafan bagi pejuang yang mati
tinggalkan sejarah menyayat hati

tanah merah pada kuburan yang kemarin
mulai bersemak
pertempuran yang lalu dan melelahkan
mulai terlupakan
batu-batu nisan hanya diam
bersemayam
diatas tulang belulang
reformasi duduk
dan bisu

Jogja, Mei 2004

Tidak ada komentar: