Rabu, 16 Januari 2008

Senyum Pada Bibir Penuh Luka

senyum itu hanya hadir sesaat
ku tangkap lalu ku abadikan
pada bibir penuh luka
kebahagiaan ada saja yang serakah
merenggutnya tanpa rasa iba

aku tidak minta dikasihani
(walau setiap langkah harus ku pertaruhkan
hargadiri).

senyum itu hanya hadir sesaat
ku ingat
lalu ku lukis pada wajah merah darah
senyum itu
hanya
sesaat
setelah itu yang ku lumat
tinggal kenangan kenangan
yang ku pungut dari sisa-sisanya luka
yang terpahat

Jogja, Oktober 2006.

Tidak ada komentar: