aku memandang-mu berjilbab awan kemerahan
diantara siluet gedung gedung tua bertingkat
(kota ini telah tenggelamkanku dalam keangkuhan waktu
tanpa malaikat
atau bidadari
embun dikota ini begitu asing
ketika kucoba duduk di trotoar jalan
lalu kujemput kembali sebuah sore di tugu
ketika bersama-mu dan segelas kopi hitam
kengan itu teramat jauh kurasa
disaat langit mulai menguning
sementara kita bercerita tentang pertemuan
seolah kita ingin saling membuka diri
ingin saling dimasuki
digelap yang mulai menjalari sudut sudut kota
kita-pun saling tikam
(tapi entah siapa yang terluka)
dalam pertemuan yang singkat itu
Rengat, 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar