Minggu, 16 Maret 2008

Perempuan, Ladang Luka

kau tanam benih, bibit cinta bertahun-tahun
bertahun-tahun
tapi semua sia belaka
pudar harapan untuk panen raya
pudar harapan untuk melepas senja dengan tawa
sawah semakin kering
tanah ladang retak-retak
ilalang tumbuh menari-nari
“simpan saja sabit dan cangkul itu, bu!
simpan bersama sisa pupuk pestisida
mungkin bila musim tanam kembali tiba
semua akan berguna”
(tak di acuhkan-nya suara angin
suara burung-burung dan tikus sawah)
lantas perempuan itu berdiri
dan di siangi-nya sendiri ladang luka
yang membentang di dada-nya

Jogja, 2007.

Tidak ada komentar: