Rabu, 20 Agustus 2008

Sepatu Baru Ayahku

1
dalam kardus di kamarku
kusimpan sepasang sepatu milik ayahku;
juga bersama langkahnya yang kutahu.
karena sepatu itu lebih dulu bisa melangkah ketimbang aku.
kini setelah sepatu itu cocok di kakiku,
dia jadi milikku.
sebenarnya ayahku tidak tahu, ketika aku
mengambil sepatu kesayangannya itu.
lagi pula dia sudah tak peduli kurasa,
karena ayahku sudah membeli sepatu baru.
2
ayahku merasa tambah gagah dengan sepatunya yang baru.
walaupun yang aku tahu, sepatu yang baru itu
sering membuat langkah ayahku wagu.
tapi ayahku tetap saja memakainya.
ah, paling buat gagah-gagahan saja, pikirku.
atau janganjangan, ayahku memang gegabah
ketika membeli sepatu baru itu.
O, kasihan sekali ayahku, makin tersiksa
karena sepatunya yang baru.
tapi akupun sudah tak mau tahu dengan sepatu baru itu,
juga dengan langkah ayahku.

Maret 2007.

Tidak ada komentar: